Pengajian Bulanan Kitab Mamba’us Sa’adah Kembali Digelar

SEMARANG -Pengurus Wilayah Fatayat NU Jawa Tengah kembali menggelar pengajian bulanan kitab Mamba’us Sa’adah di PWNU Jl. Dr. Cipto 180.
Dalam sambutannya ketua PW Fatayat NU Jawa Tengah Hj Tazkiyyatul Muthmainnah mengatakan , ini adalah pengajian kedua yang digelar secara rutin oleh PW Fatayat NU Jawa Tengah. Pengajian ini istimewa karena dihadiri oleh Muallif Kitab yakni Kiai Faqihuddin Abdul Kodir dan beberapa peserta dari kaum adam. Hadirnya Kyai Faqih ini harapannya jamaah pengajian akan mengetahui lebih dalam siapakah muallif kitab ini dan bagaimana latar belakang pemikirannya.
“Saya berharap pengajian ini harus tetap jalan walaupun hanya dihadiri oleh 2-3 orang.” Ujar Iin.
Harapan yang sama juga disampaikan oleh ketua PWNU Jawa Tengah yang diwakili oleh KH Munif Abdul Muhit.
” Barokah tidak melihat kuantitas tetapi juga kualitas. Jangan berfikir kalau yang ngaji sedikit itu tidak berkah. Kitab ini menurut saya pantas dikaji karena dikarang oleh orang Indonesia sendiri sehingga mengerti betul budaya Indonesia. Oleh karena itu yang sudah datang saya harapkan bisa istiqomah karena manfaatnya besar untuk membangun keluarga yang bahagia berdasarkan relasi yang berkeadilan.”Ujar Kiai Munif.
Faqihuddin Abdul Kodir penulis kitab Mamba’us Sa’adah sebelum memberikan pengantar membayangkan majlis ini adalah majlis yang ada di jaman sahabat yang dipimpin oleh sayyidah Aisyah RA. Perempuan yang luar biasa yang menjadi rujukan ilmu. Sayyidah Nafisah gurunya Imam Syafi’i juga seorang perempuan. “Saya menimba ilmu juga dari beberapa perempuan termasuk diantaranya bu Nyai Sinta Nuriyah dan bu Nyai Badriyah Fayumi. Dan tidak diragukan lagi ada beberapa perempuan hebat lainnya disekitar kita. Sehingga saya bisa menuliskan beberapa pemikiran saya dalam kitab ini.”Ujar Kiai Faqih
“Kitab ini saya harapkan menjadi rujukan bagi laki-laki dan perempuan yang ingin hidup bahagia. Dengan perspektif mubadalah (ketersalingan) ini, kita menafsirkan ayat dan hadis menjadi berimbang tidak ada yang dirugikan dan dinomorduakan.” Imbuh Kiai Faqih.
(Nisa)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *